Cerita Perjalanan Bareng Tiga Teman ke Cisadon

Tiba-tiba saat berangkat kerja, teringat kondisi anak-anak di Cisadon. Secara refleks langsung chat ke mba Ria dan mba Utie, buat ngajakin ngelakuin perjalanan bareng ke Cisadon dengan misi bukan sekadar trekking. Niatan spontan ini disambut baik oleh kedua teman, meski awalnya mau ubah tanggal. 

Rasanya tuh kaya semesta udah sangat baik banget mempertemukan saya dan kedua teman yang super gercep kalau diajak dalam urusan bermanfaat. Kami bertiga pun mulai menyusun rencana. Ide tersebut saya utarakan tanggal 5 Februari pagi saat KRL lagi padet-padetnya. 

Penasaran kapan kami berangkat? sejak awal sudah saya sebutkan untuk berangkat tanggal 8 Februari 2025. Syukurnya kedua teman bersedia meluangkan waktu mereka, bahkan bergerak cepat mengumpulkan donasi. Misi awal mau bawakan buku bacaan, alat tulis, lemari dan rak buku. 

Rupanya kedua teman sangat aktif dan mendapatkan respon positif dari lingkungan mereka. Sehingga bisa dibilang niatan awal kami terpenuhi dengan baik. Tinggalah kami cari kendaraan yang mumpuni buat mengantar, sepakat kalau biaya akomodasi kami tanggung sambil ngajak teman-teman lain mana tahu ada yang tertarik ikut perjalanan bareng ke Cisadon. 

Rupanya H-2 ada satu teman yang bersedia ikut, ia adalah mba Nik. Sepakat kami berdua janjian di stasiun Bogor, sedangkan mba Ria dan mba Utie berangkat bareng. Perjuangan mba Utie ke rumah mba Ria patut diacungi jempol juga nih beneran pada all out sangat. 

Salah Titik Nyasar Jauh

Hari-H tiba, saya pun bergegas mempersiapkan beberapa buku bacaan yang sengaja saya beli dari Semesta Buku Gramedia untuk dibawa serta ransel berisi perlengkapan pribadi mulai dari payung, jas hujan, tumbler, skincare serta uang cash. Sama sekali tidak kepikiran buat bawa camilan karena semalam pulang kerja kejebak hujan, terpenting sarapan di rumah lalu meluncur ke stasiun Bogor. 

Tidak menunggu lama, mba Nik muncul dari area stasiun menuju gate keluar. Kami senang sekali akhirnya bisa jalan bareng dengan misi yang menarik. Menurut saya perjalanan ini beneran spesial, ide dadakan berkat disepakati kedua teman lalu mba Nik gabung dan orang-orang terdekat support juga pokoknya masya Allah. 

Dengan sigap mba Nik memesan mobil untuk kami naiki menuju titik kumpul di daerah mega mendung Bogor. Berdasarkan arahan ranger yang kami pesan mobilnya, jalanan yang kami pakai buat trekking tidak memungkinkan untuk dilalui mobil jadi harus pake jalur alternatif. 

Sejak awal masuk mobil yang dipesan kami sudah saling bilang, “Semoga jalan ke Megamendung lancar”. Sepanjang jalan asik ngobrol. Banyak hal menarik yang kami bahas. Tentu salah satunya tentang maha baik sang pencipta. Ternyata, drama dimulai. Rupanya titik yang kami gunakan buat memesan mobil online salah pemirsa dan baru disadari ketika sudah sampai Bekasi.

Sebetulnya pas dijalan saya sempat berujar “Oh, lewatin LRT Harjamukti ya. Wah ada busway juga ternyata” Cuma dasar saya pengguna transportasi umum nggak pandai baca maps jadinya nggak paham kalau saat itu kami salah alamat. Dengan rasa bersalah menyelimuti diri kami berdua, bertanya baik-baik sama pengemudi apakah bersedia mengantarkan ke Megamendung dan “Tolong dicek harganya berapa” syukurnya pengemudi bersedia. Usai meminta maaf via chat kami pun bergegas meluncur ke titik kumpul. 

Terlihat mba Nik amat gusar, saya pun merasa begitu ceroboh tidak memastikan serta mendadak hilang kebiasaan double check. Untuk menenangkan hati mba Nik, saya berusaha bercerita random. Manalah saya tak pandai melucu jadinya cerita apa saja saya coba ungkapkan supaya perasaan lebih netral dan kembali jeli. Sepanjang jalan itu pula kami beneran make sure terkait rute yang dilalui. “Rugi waktu, uang dan membuat kedua teman menunggu” Begitulah impact dari kecerobohan kami. 

Syukurnya mba Ria dan mba Utie sangat pengertian dan baik hati. Mereka bersedia menunggu kami berdua yang sudah sangat ceroboh ini. Semakin kagum dan salut saya pada ketiga teman perjalanan kali ini. Ujian dan drama pagi nyasar ke Bekasi nggak bikin gontok-gontokan, padahal semalam saya yang udah pesan “Saya lagi haid dan sakit gigi, jadi maaf misal saya emosian” kocak yak ampe ngasih tau kondisi biar dimaklumi maafkan manteman yang baik hati. 

Tiba di Titik Kumpul Masih Ada Drama

Menuju titik kumpul sempat ketemu jalur agak menanjak dan sempit, kemudian beberapa mobil di depan harus naik secara bergantian. Rasanya agak tak sabar ingin segera sampai karena waktu semakin siang. Syukurnya momen antri jalan satu persatu tak berlangsung lama. 

Kami pun tiba dan saling sapa serta minta maaf langsung. Rupanya perjalanan agak jauh tadi bikin kami berdua ingin ke toilet dulu. Bergegaslah kami ke toilet secara bergantian. Rupanya e-money mba Nik tertinggal di mobil, baiknya sang pengemudi mengantarkan. Namun rupanya selesai dari toilet mba Nik baru sadar kalau HP nya sedang di charger pada mobil pengemudi yang kami pesan. Untungnya saya sempat minta nomor WA pengemudi, dengan cepat menelepon syukurnya ia masih agak dekat dan siap putar balik. 

HP aman dan sudah mba Nik terima, kami pun menaiki mobil yang sudah di sewa. Ternyata ada perubahan mobil, kami memindahkan barang bawaan. Mobil yang akan kami gunakan semi terbuka, bagian atap syukurnya tertutup. Setelah semua ready, meluncurlah mobil ini diiringi doa semoga perjalanan kali ini lancar dan selamat.

Tiba di Lokasi Ada Beberapa Perubahan

Jalanan yang dilalui beda dengan rute saat kami trekking, namun tetap terasa lumayan goyang-goyang karena banyaknya bebatuan serta area becek jalanan. Sepertinya kemarin sempat turun hujan karena beberapa area terdapat genangan bahkan becek yang rada mengganggu. 

Syukurnya perjalanan lancar jaya, kami tiba dan warung si teteh tempat kami minum kelapa di trekking pertama pada 15 Januari 2025 yang lalu,cenderung sepi karena hari biasa. Berbeda saat 8 Februari kami tiba, warung penuh sama para pelari yang sedang beristirahat maklum hari sabtu. Sangat ramai sampai-sampai terasa kayak artis mau jumpa fans wkwkwk. 

Agak kecewa karena tidak bisa bertemu bapak RT dan Ibu RT yang seharusnya kami temui sesuai informasi dari kang Ali seorang blogger yang membuat kami tahu kalau di desa Cisadon terdapat sekolah pintar. Sebuah sekolah alakadarnya untuk anak-anak desa Cisadon belajar mengenal huruf, membaca, menulis.Rupanya salah satu teman saya pun pernah jadi guru relawan yang mengajar secara bergantian ketika ia masih berkuliah. 

Tak lama, saat kami berempat kebingungan datang seorang bapak yang dianggap tetua desa. Kami menyampaikan niatan dan minta diantarkan ke sekolah. Namun beliau memberi tahu kalau sekolah ini per-awal 2024 sudah tidak aktif, kondisinya terbengkalai dan rusak. Jadi diarahkan untuk menyimpan lemari, rak serta buku di mushola. 

Sebuah bangunan yang jauh lebih kokoh juga nyaman serta digunakan pengajian para ibu dan anak-anak juga. Sesuai arahan kami pun bersiap merapikan dan membuat pojok baca sambil deretan alqur’an. Berhubung mba Ria sudah membuat lumayan banyak paketan buku dan alat tulis yang awalnya mau dibagikan ke anak-anak di sekolah, kini kami akan berkeliling desa untuk membagikan langsung ke anak-anak yang ada di rumah. 

Usai merapikan pojok baca pada area mushola kami pun bergegas menyambangi satu persatu rumah warga yang memang ada anak kecilnya. Cukup memakan waktu karena rumah agak berjauhan, hingga akhirnya kami putuskan untuk membagikan sambil ke arah jalan turun menuju Garuda Farm. Syukurnya setengah perjalanan semua bawaan sudah habis dibagikan ke anak-anak. Ada salah satu anak sudah pandai baca langsung membacakan buku yang kami berikan, rasanya sangat membahagiakan. Insha Allah bukunya bakalan manfaat. 

Perjalanan Kali Ini Berpapasan Banyak Pelari

Berbeda dengan perjalanan pertama yang jarang bertemu orang, kali ini sepanjang rute kami bertemu para pelari dengan jumlah lumayan banyak. Beberapa pelari pakai BIB berarti memang lagi ada event trail run. Begitulah saya menyimpulkan, meski sedari awal sampai Cisadon penuh kabut syukurnya suasana hangat menyeruak karena ramai pelari, bahkan beberapa mobil trail pun sempat berjumpa. Ada sekitar lima mobil yang terjebak macet karena jalan begitu licin. Bahkan sampai ada yang menarik mobil dengan tali. Kebayang sih susah banget medannya. 

Saya dan ketiga teman pun sepanjang jalan lebih berhati-hati dalam melangkah karena jalan cenderung licin, kabut pun terus menyelimuti dan saya salut mba Utie selalu mengingatkan untuk membantu mba Nik karena sempat mengalami kaki yang kurang nyaman atau “Tolong agak pelan jalannya” Iya, saya dan mba Ria kalau soal jalan kayaknya terlalu kenceng entah menikmati karena asik atau batin kami ingin cepat sampai hahaha, anggaplah keduanya berpadu. 

Sungguh perjalanan ini ngajarin untuk saling membantu satu sama lain. Serta pada gercep tangkap momen buat take video, foto akh senang rasanya bisa jalan bareng. Menjadi lebih akrab, banyak sharing bermanfaat. Jadi makin salut karena ketiga teman ini tangguh, baik hati, rajin menolong, bisa diandalkan take video, seru seruan ketawa-ketiwi random sungguh bikin perjalanan yang berat menjadi terasa lebih ringan.

Kurang Lebih Tiga Jam Perjalanan Turun 

Setiap kali teman-teman bertanya masih jauh atau nggak, saya selalu jawab “Udah lumayan deket” Seolah teringat sama momen hiking, setiap kali saya tanya senior apakah sudah mau sampai puncak atau belum pasti saya dapat jawaban “Bentar lagi kok” Jawaban bikin tenang. Padahal lumayan juga, kurang lebih tiga jam kami habiskan buat turun ke daerah Garuda Farm. 

Perjalanan menurun (turunan) Ke area bawah, menakjubkan. Membuat saya terpana sama banyaknya pohon kopi. Bahkan beberapa pohon kopi sudah lebat berbuah. Semoga saja bisa di panen tepat waktu dengan hasil melimpah, pastinya bakalan bantu perekonomian pemilik pohon kopi tersebut.

Terpaksa Nebeng Mobil Orang Asing

Setelah sampai bawah, bersihkan sepatu yang super duper kotor karena memang jalan yang kami lalu amat sangat becek serta licin. Kemudian kedua teman sholat, kami pun bergegas memesan mobil online mau lanjut ngopi ke Beanspedia Sentul. Sejak awal turun sudah berencana dan sepakat mau mampir ke kedai kopi yang satu itu. 

Naasnya, beberapa kali memesan di cancel. Hingga masing-masing coba pesan ojek online namun begitu terus ter-cancel. Hanya mba Nik yang mujur, ia dapat ojek online dan bersedia menjemput. Kami bertiga terbengong hingga mba Utie punya ide buat nebeng ke siapapun yang bawa mobil. 

Awalnya saya enggan dan menolak hingga akhirnya saya memberanikan diri menyapa seorang bapak berambut putih (serasa melihat bapak sendiri) Kemudian yakin kalau beliau baik. Setelah mengutarakan maksud, tujuan dan problem saya izin menumpang dan alhamdulillah disambut baik sekali sama si bapak. Rupanya mereka dua mobil namun kami nebeng di satu mobil barengan langsun bertiga (saya, mba Utie & mba Ria) kami duduk di belakang dan dua orang duduk di depan (yang punya mobil). Mba Nik tetap pakai ojek online. 

Perjalanan lancar dan syukurnya kami serah yaitu ke pasar bersih sentul city. Mba Nik sudah tiba di Beanspedia tak lama kami pun menyusul dengan sumringah. Alhamdulillah sampai dengan lancar dan mudah. Untuk cerita terkait ngopi dan ngeteh di beanspedia akan diceritakan terpisah ya. 

Penutup

Setiap perjalanan selalu memberikan kesan dan cerita beragam. Sebuah niatan spontan yang disambut dengan baik, bisa terlaksana maksimal. Meskipun tidak semua perjalanan mulus dan tanpa hambatan, terpenting semua orang yang pergi saling memahami ada banyak hal-hal diluar dugaan akan terjadi.

Kemudian sebuah pengingat berharga juga, jangan menganggap remeh-temeh jalanan menurun. Nyatanya jalan yang kami lalui untuk pulang dari desa Cisadon tidak semudah yang dibayangkan. Butuh jaga keseimbangan tubuh, kejelian melihat jalan yang akan dipijak serta tetap hati-hati dan inget untuk tidak membuang sampah sembarangan. Jadilah orang yang lebih peduli sama lingkungan mulai dari diri sendiri dan saling mengingatkan.

Pentingnya regulasi emosi, pengertian, saling membantu serta enjoy menikmati setiap momen sehingga selalu memberikan kesan baik bahkan mendalam. Rasanya amat bersyukur bisa melakukan perjalanan dengan ketiga teman yang memang suka sama alam. Juga menghadirkan keberanian untuk meminta tolong nebeng supaya bisa ke arah sentul kota dengan aman.

Kabut Cisadon boleh saja tebal, namun segala kebaikan yang ditemui rasanya amat begitu menghangatkan hati. Syukurnya meski hidung bersin karena tidak membawa jaket, tetap bisa sampai dengan selamat tanpa kurang satu apapun adalah berkah yang amat luar biasa. Pencipta begitu maha baik, mempertemukan dengan ketiga teman yang inspiratif.

Bahkan saya menemukan sebuah fakta dari penelitian Journal of Travel Research mengungkapkan bahwa: Traveling dapat memperlambat proses penuaan & menjaga kesehatan mental karena dalam aktivitas traveling banyak hal menarik, bertemu orang dan lingkungan baru kemudian mampu menurunkan tingkat stres sehingga meningkatkan metabolisme tubuh serta mendukung regenerasi sel pada tubuh. Sungguh fakta yang bikin happy sekali. 

Terima kasih sudah meluangkan membaca cerita sederhana ini, semoga dilain kesempatan bisa bercerita tentang pegalaman perjalanan lainnya. Have a great day.

Langganan Sekarang Juga

Yuk, berlangganan ke blog Lalakitc dan dapatkan update artikel-artikel terbaru langsung via email

27 komentar untuk “Cerita Perjalanan Bareng Tiga Teman ke Cisadon”

  1. Jujur aja, kalau nggak liat foto-foto ini di blog Mbak Lala, aku udah mikir itu lokasi syuting film horor haha. Berkabut dan kesannya kayak mistis banget, walaupun sebenarnya aku suka datang ke daerah berkabut kayak gini. Beberapa kali mendapati momen serupa tapi memang kondisinya ramean sehingga nggak merasa serem.

    Senang liat tumpukan buku di salah satu pojokan mushola. Keinget beberapa bulan lalu sempat menggawang projek pengumpulan buku juga untuk salah satu taman bacaan di Papua, dan mikirnya semoga bukunya dapat dimanfaatkan dan dijadikan teman bagi anak-anak di sana.

    Salut untuk mbak Lala dan juga teman-teman yang rela mendatangi Cisadon demi menyalurkan bantuan. Kece banget!

    1. Iya Mas, kadang ide spontan itu muncul dan minta segera di realisasikan Alhamdulillah teman-teman di sini nyambut dengan semangat juga dan ngeliat tulisan ini auto kebayang dan bikin semangat cari cuan. Pengen banget jelajah satu daerah ke daerah lain buat kasih buku-buku. Aku yakin bukunya pasti akan terpakai buat anak-anak sekitar. Apalagi di daerah-daerah, harga buku lebih mahal dan agak sulit akses membeli buku. Itu sih keresahan yang mendasari.

      Semoga mas dan teman-teman pun bisa terus mengumpulkan buku dan berbagi dengan wilayah-wilayah terpencil ya.

  2. Aku cukup geleng2 takjub baca ini 😄😄😄👏. Walau suka traveling, tapi sejujurnya rute begini bukan favoritku mba. Masalah akses nya itu. Dan ternyata saat turun pun agak susah menemukan transport ke Sentul yaa.. luar biasa, tp aku percaya, orang baik selalu bertemu dengan yg baik.

    Beruntung kalian ketemu si bapak yg mau ditebengin.

    Dan ttg traveling bersama, ini memang cara paling pas utk menilai karakter seseorang. Di saat banyak drama, tp kalian bisa mengatasi tanpa marah2 dan bertengkar. Saluuut. Terbukti memang kalian cocok saat jalan bersama 👍👍👍

    1. Iya, Alhamdulillah banget bisa ketemu si bapak yang baik dan nggak kelihatan keberatan sama sekali kami tebengi sampe empat orang hehehe nebengnya sungguh momen awarkad banget aslinya sih ya.

      Betul, bersyukur teman-teman kooperatif dan tetap stay cool aja jalani momennya hehehe.

  3. Perjalanan Sabtu itu sebuah bukti kembali atas waktu yang memperlihatkan, bahwa semua sudah diatur. Awalnya heran dengan kecorobohan diri memesan gocar, lanjut lupa dengan HP.

    Peristiwa itu juga memperlihatkan betapa kalian itu sungguh memiliki hati yang murni, kuat dan betapa beruntungnya aku bisa mengenal dan melakukan perjalanan bersama kalian.

    Terlebih dirimu La, Terima kasih terdalam karena sudah membantuku melalui jalan yang terjal, licin dan menurun itu, disadarkan bahwa umur tetaplah umur wkwkwkw

    Nanti kalau melakukan kegiatan begini lagi, ajak aku lagi yaaa, Bless You All

    1. Baca cerita perjalanan ini auto kangen mba hehehe. Pengen banget bisa jalan bareng lagi dengan membawa misi yang baik. Makasih sudah berkenan ikut dalam misi dadakan ini. Kadang isi kepala suka cepet minta di realisasikan hehehe.

  4. Dari kemarin liat cuplikan nya di reels gak sabar pengen baca cerita lengkaony akhirnya terbit jugaaa….baca ini rasanya campur adukk,,bayangin beratnya menembus kabut naik turun ditengah jalanan yang becek dan segala drama yang ada di perjalanan yang kadang klo kita juga gak bs kontrol diri yang ada malah emosi satu sama lain ya mbaa…
    Tapi alhamdulillah acra dadakan nya ini berjalan lancar dan semua donasi bisa dibagikan bagi mereka yang membutuhkan, semoga yang tak seberapa ini bermanfaat bagi adik2 kita di cisadon ya mbaa lala

  5. Aku sampe baca 2 kali pas bagian ke sasar ke Bekasi. Bentar-bentar, kan sudah di st. Bogor kan ya, terus naik malah lewati st. LRT Harjamukti, itu stasiun kan deket rumah aku. Padahal dari rumahku ke Bogor aja jauh lho. Itu beneran nyasar plus beda arah sih 🙁
    Perjalanan ke dua sungguh banyak cobaan dan drama ya. Tapi mungkin momen-momen seperti itulah yang akan kita bawa sampai tua.

    Tiap lihat foto berkabut di Cisadon, aku jadi pengen glamping lagi. Dinginnya seolah sampai ke sini. Ada yang bilang memang jalanan menurun itu lebih susah dilalui dan riskan ketimbang jalanan menanjak. Banyak hal lahir dari sebuah perjalanan, cerita-cerita unik, kawan-kawan baik. Duh jadi pengen segera traveling lagi nih 🙂

  6. Berbecek ria tapi semua menyenangkan ya mbaaak… alhamdulillah ketemu bapak yang super baik juga yang mau ditebengin… salah satu hadiah buat mbak dan teman-teman yang sudah meluangkan membantu adik-adik di Cisadon… Hadiah lainnya adalah ridho Allah SWT, insya Allah, amiin…

  7. Saya mengikuti cerita Mbak Lala saat trekking d Cisadon, lalu cerita Babang ojek soal pendidikan masyarakat yang tidak tinggi, dan kerennya ceritanya berlanjut dengan erbagi kebahagiaan. Walau sempat ada beberapa drama, Alhamdulillah semua berjalan sesuai harapan ya, Mbak.
    Nanti coba buat lagi dengan mengajak teman-teman lebih banyak Mbak. Insya Allah kalau ada waktu, saya juga mau ikutan.

  8. Mbaaak. Aku ya gak pandai baca maps. Emang kudu jeli ya dalam perjalanan, walau udah diantar sopir tapi penumpang juga harus memastikan titiknya benar.

    Sedihnya pas ke sana malah sekolahnya tutup. Ke mana para pengajar? Tapi Alhamdulillah mbak Lala dan teman2 bawa buku dan barang2 lain yang langsung bisa dikasih ke anak2 di Cisadon.

  9. astaga, aku yg baca dari awal sampai akhir aja berasa capek bener sama dramanya. Mulai dari salah titik tujuan, terus ada yg ketinggalan hape pula di mobil. Belum kelar penderitaan, pas mau pulang susah bener dapat kendaraan. Tapi niatan baik pasti dapat jalan lah ya, dengan bisa nebeng sama orang asing tapi beneran baik. SYukurlah. Semoga ada cerita-cerita menarik lainnya selagi traveling 🙂

  10. Barakallahu selamat semua ya Lala, Kak Utie, Kak Nik dan Mbak Ria bertemu dengan orang-orang baik🥰
    Alhamdulillah banyak hal yang didapat pastinya dari perjalanan yang membuahkan banyak hikmah ini, salah satunya perhitungan waktu dan lokasi ya. Baik untuk perjalanan ke mana aja, entah itu traveling, hangout, ataupun bekerja agar bisa memantau lebih detail jalan yang dilalui. Semangat selalu untuk berniat baik, karena pasti feedbacknya pun baik. Cuss lanjut lagi, ditunggu cerita berikutnya

  11. seneng pastinya kalau kita bikin kegiatan positif seperti charity gini dan mendapatkan sambutan baik dari temen temen deket
    nggak nyangka juga mbak Nik bersedia gabung, seru banget kemarin ya
    syukurlah meskipun ada beberapa drama sebelum berangkat, tapi pas udah di Desa Cisadon, pembagian buku-buku bisa berjalan dengan lancar
    medan yang nggak biasa, memang ada tantangannya, tapi ini juga yang bikin seru di perjalanan, ada ceritanya gitu

  12. Aku abis baca tulisan mbak lala part Cisadon ini, jujur terinspirasi banget mbak. Teringat diri yang selama ini terlalu sering bekerja, jarang olahraga. Terbawa nistalgia zaman dulu sering hiking area Ciremai dan sekitarnya. Akhirnya kemaren mulai deh progres lari dan update di Strava, hehehe. Thanks mbak lhoo inspirasinya.

    Dan untuk update Cisadon part ini, aku malah mengsedih ya. Sedih, karena sekolahnya ternyata udah terbengkalai dan tidak beroperasi lagi, hiks. Andaikan ya lebih banyak lagi orang-orang yang aware, aku sih berharap desa Cisadon bisa lebih baik lagi dari sisi infrastrukturnya. Karena ya… potensi untuk jadi area wisatanya lumayan besar. Tinggal diperbaiki infrastrukturnya aja.

  13. Ternyata perjalanan ke cisadon itu begitu banyak cerita dan juga warnanya, perjuangan untuk melakukan hal baik dalam traveling kali ini pastinya meninggalkan kesan yang amat mendalam jangan berhenti menjadi orang baik dan tetapkanlah sebarkan hal-hal positif supaya bisa memberikan dampak yang baik dalam perasaan masyarakat

  14. ah keren sekali mba lala dan teman-teman lainnya hebat banget, terima kasih sudah banyak membantu anak-anak di sana ya Mba lala, sekalian bisa sambil olahraga juga, tahun lalu ke sana pas cuaca cerah jadi enak dan hari biasa juga jadi ga begitu ramai, kalau weekend biasnya ramai banyak expat-expat yang trekking ke sana, udaranya masih segar dan bikin betah, seandainya dekat bisa olahraga tiap hari ke sini

  15. Wah seru banget ya perjalanannya. Suka deh aku kegiatan kayak gini, dan blusukan ke pelosok. Keren sangat teman-teman kita ini. Semoga anak-anak di sana terbantu. Dan semoga ada banyak bantuan lagi untuk mereka. Aamiin.

  16. Mbaakk aku tu sebenarnya mau ikutan, tapi sayangnya wiken kemarin ada agenda lain huhu. Next kalau ke sana lagi semoga pas, aku mau ikut ya hehe.
    Wow kabutnyaaa, adem gak sih kalau berkabut gtu?
    btw galfok mbak Nik ikutan dan naik ojol di sananya ternyata ada ya ojol dan mau bawa ke lokasi ya.
    Jujurly emang agak trauma sama Sentul karena kyk gambling soal naik kendaraan online-nya, kecuali kalau lokasinya deket pusat2 kegiatan yg rame kek taman atau aeon gtu kyknya yaa.
    Alhamdulillah juga ketemu orang baik dan boleh barengan yaa 😀

  17. Mbaakk aku tu sebenarnya mau ikutan, tapi sayangnya wiken kemarin ada agenda lain huhu. Next kalau ke sana lagi semoga pas, aku mau ikut ya hehe.
    Wow kabutnyaaa, adem gak sih kalau berkabut gtu?
    btw galfok mbak Nik ikutan dan naik ojol di sananya ternyata ada ya ojol dan mau bawa ke lokasi ya.
    Jujurly emang agak trauma sama Sentul karena kyk gambling soal naik kendaraan online-nya, kecuali kalau lokasinya deket pusat2 kegiatan yg rame kek taman atau aeon gtu kyknya yaa.
    Alhamdulillah juga ketemu orang baik dan boleh barengan yaa 😀

  18. Ujiannya mashaAllaah yaa..
    Tapi kalau perjalanan tanpa drama, akan sulit untuk dikenang. hehehe… Justru ada dramanya begini, jadi keinget. Plus ada dokumentasi yang cakeepp dari team.
    Keren sii.. jadi inget bikin yel-yel kalau lagi pas acara gitu yaa.. “One team, one dream, we stand together!”

    Desa Cisadon menjadi sebuah penguat rasa, kenangan dan pastinya akan selalu dirindukan dengan jejak rasanya..
    Hihihi.. aku jadi ikutan semangat baca ceritanya mba Lala. Karena posvibes sekalii..
    MashaAllaa~

  19. Pantesan mbak Lala awet muda
    Suka travelling sih!
    Emang ya mbak berpergian membuat kita senang dan menyerap banyak energi positif di setiap tempat yang kita datangi
    Alhasil jadi awet muda ya

    1. Hahaha, aku emang masih 30-an awal kok jadi emang belum tua kan? Wkwkwkkwkw kidding. Travelling itu sebuah anugerah meski baru yang deket-deket aja karena waktu masih terbatas. Semoga kelak bisa jelajah semua penjuru negeri ini dan beberapa wishlist luar negeri juga ya 🤩😇

  20. Nggak bisa bayangin sewaktu salah alamat, terus e money dan cash hp ketinggalan, tapi Alhamdulillah semua sudah terlaksana dengan lancar, btw jadi penasaran daerah Cisadon, kayaknya asri dan nyaman bgt yaa Mbak

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Scroll to Top